Advertisement
Visinusantara.my.id - kelompok masyarakat yang tergabung dalam persatuan sopir jasa angkutan pelabuhan PPI Sangsit Buleleng Bali. hal ini lantaran buntut penahanan BB akibat kurangnya dokumen karantina. Sehingga mereka mesadu ke stakeholder terkait pada Jumat (08/07).
Dalam pertemuan selama 2 jam itu, Diakui oleh perwakilan sopir yang ditahan akibat kurang lengkapnya dokumen tersebut Komang Suardika.
"Penahanan itu ada benar ada salahnya, pertama benar kami tidak membawa surat karantina yang sesuai aturan dan salah karena sepanjang kami ketahui dimana kantor karantina di PPI Sangsit," Ujar akomang seusia penyampaian aspirasi.
Adapun acara penyampaian aspirasi diikuti oleh puluhan sopir jasa angkutan setia kawan sangsit, UPTD Pelabuhan Sangsit, Polairud, Syahbandar PPI Sangsit, Lanal, dan Perbekel Sangsit serta Bendesa Adat Sangsit yang mengayomi Armada Setia Kawan PPI Sangsit.
Bendesa Adat Desa Adat Sangsit Jero Widiswara bahwa akibat penangkapan Polair Kedonganan akibat kurang lengkapnya dokumen menyebabkan para pemilik kapal dari Kepulauan Di Madura Jawa Timur menjadi was was serta menimbulkan ketidaknyaman akibat kurangnya rasa nyaman dan aman para pengusaha.
Menurut hemat mereka bahwa Penangkapan atas kurangnya dokumen pada 22 Juni 2022 lalu, sangat berdampak pada jumlah kapal yang sandar di PPI Sangsit bahkan tidak ada sama sekali.
Persatuan sopir setia kawan mengungkapkan itu pada pertemuan yang dimediasi perbekel dan Bendesa adat Sangsit.
Meski sudah berkoordinasi dengan Ditpolair Polda Bali dan Bahkan di ACC namun sayangnya, BB yang merupakan ikan yang dikirim dari Kepulauan nyaris tidak bisa dikeluarkan.
" Ini merugikan PPI Sangsit sebab pengusaha merasa tidak nyaman," ujar para peserta pertemuan.
Komang Suardika sendirinya ditetapkan sebagai tersangka serta armadanya berupa mobil elf beserta muatannya ditahan akibat kurangnya dokumen bukan atas adanya barang terlarang dalam mobil tersebut.
Atas kejadian itu pihak pengayom persatuan sopir setia kawan yakni Desa Adat dan Desa dinas Sangsit Buleleng Bali, menyayangkan sikap Polair Kedonganan karena menimbulkan keresahan para awak angkut dan menurunnya jumlah Kapal sandar pengusaha di Kepulauan.
PKBM dan Sopir, sehingga kedepan lancar secara administrasi apa kekurangan. Sehingga tidak ada halangan dan kerugian selama perjalanan. Tertib administrasi dan lainnya.
" Secara administrasi, karena sudah para pekerja sudah bekerja secara profesional. Tenaga dan pengangkut dikawal dari desa adat dan dinas sebagai pemasukan," Ujar perbekel Sangsit Putu Arya Suyasa.
Ia juga mengharap Stakeholder terkait membantu, sebab warga awam apa yang di cari disana. 4 stakeholder dikawal dengan baik. Tempat ini sebagai pengupa jiwa dan selama sebulan penuh tidak sandar, kata perbekel Desa Sangsit.
Mendengar usulan masayarakat, Perwakilan Polairud Khasan menyampaikan akan meneruskan keluhan masyarakat ke atasannya.
Sementara Kepala UPTD Pelabuhan Sangsit juga menyatakan menyayangkan peristiwa tersebut, menurutnya kedepan bahwa fasilitas di PPI akan ditingkatkan sebab selama ini pihaknya juga tidak memungut retribusi di pelabuhan.
Sementara pihak Danlanal Pos celukan bawang yang juga membawahi Pos PPI Sangsit meminta agar tetap saling mengingat agar pihak armada angkut setia kawan tetap tunduk pada peraturan seperti tidak membawa hewan dan bahan terlarang.
Sementara Iin dari bendahara Kelompok Setia kawan menyebutkan bahwa hal penangkapan ini sangat meresahkan pengusaha di kepulauan dan pihaknya menginginkan agar masalah ini cepat tuntas dan PPI Sangsit kembali normal.
"kalau terus terjadi penangkapan, maka pengusaha dari kepuluan dipastikan mogok karena tidak aman dan nyaman," Ujarnya.
Akhirnya semua sepakat bahwa kasus ini menjadi pembelajaran dan para pihak meminta pihak polair dan karantina memberikan sosialisasi dan kemudahan dalam menyikapi kasus ini yang merugikan banyak pencari nafkah selama berminggu Minggu di PPI Sangsit. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar