Advertisement
BALI. Kegiatan Halal Bihala Pergunu Bali dan Para Mahasantri IKHAC sudah dipersapkan dengan matang. Para Mahasantri dari jejang S1 dan S2 memang memiliki komitmen untuk mensukseskan acara Halal Bihalal Perdana ini. Mereka jauh hari sudah mempersiapkannya sejak masih di Pacet Mojokerto bahkan semua konsep acara dari awal dan akhir ditangani dan diisi langsung oleh para mahasantri.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari pembelajaran dan berbagi pengalaman kepada sesama mahasantri dan juga ajang unjuk prestasi di hadapan wali santri, keluarga pergunu Bali dan masyarakat,” Terang Korwil IV PP Pergunu Lewa
Momentum ini juga dimanfaat oleh Korwil IV PP Pergunu wilayah (Bali-NTB-NTT), yaitu Lewa Karma untuk mengadakan sharing, diskusi sekaligus penguatan demi menyemangati para mahasantri. Tentu kesempata ini sangat positif untuk saling mengenal, saling menguatkan sekaligus ajag refleksi bagi program pemberian beasiswa yang sudah berjalan selama 2 tahun untuk Pergunu Bali.
“Dalam perjalanan selama ini pemberian beasiswa kepada masyarakat muslim khususnya keluarga besar Pergunu Bali sangat diapresiasi oleh para wali santri dan masayarakat. Pemberian beasiswa oleh PP Pergunu yang bekerjsama dengan PP Ammanatul Ummah melalui Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) telah memberikan manfaat dan dampak yang luar biasa. Sampai saat ini tercatat ada 12 orang mahasantri asal Bali mendapat beasiswa program S1 dan 2 orang program S2, ini sungguh luar biasa dan mesti diatensi masyarakat muslim di Bali,”Imbuhnya.
Sambutan dan apresiasi dari masyarakat merasa antusias dan sangat terbantu dengan adanya program ini, sehingga mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Untuk tahun 2018 ini saja sudah antre 12 orang pengusul beasiswa S1 dan 3 orang pengusul beasiswa S2 sementara quota untuk Bali tahun ini 3 orang S1 dan 1 orang S2. Melihat ini Lewa Karma berpesan kepada para mahasantri yang sudah lulus dan sedang kuliah harus bersyukur sudah menjadi bagian dari realisasi beasiswa.
Untuk tahun ini dengan banyknya usulan yang masuk membuat pengurus satu sisi bangga, namun di sisi lain menjadi was-was, karena minimnya quota yang disediakan. Menyimak permintan masyarakat ini, maka Korwil selalu berikhtiar untuk mencari solusi baik ke dalam maupun ke luar. Bagaimanapun masyarakt islam Bali khususnya kalangan nahdlyin yang kurang mampu dan berprestasi sangat layak diperjuangakan untuk mendapat kesempatan belajar dan menerima beasiswa
Untuk itu, maka Korwil IV memberikan banyak motivasi kepada para mahasantri yang sudah beruntung berkuliah dengan bebasiswa dari IKHAC dan PP Pergunu. Mereka harus menjadi contoh dan memberikan bukti yang baik bagi citra mahasantri IKHAC yang berdidikasi tinggi untuk Islam, NU dan bangsa. Oleh sebab itu, kegiatan halal bihalal perdana tahun 2018 ini menjadi ajang pembuktian keseriusan dan tanggungjawab moral mereka. Korwil juga berpesan bahwa beasiswa ini tidak menutup kemungkinan bisa cabut ditengah jalan, jika mahasantri terbukti tidak bisa mengikuti aturan pondok pesantren atau kampus dan nilainya tidak layak.
Dengan demikian, semua mahasantri harus melakukan ikhtiar nyata untuk berprestasi, mencari pengalaman dan belajar sunguh-sungguh. Dengan usaha nyata dan prestasi yang monumental, maka PP Pergunu dan IKHAC akan memberikan penghargaan balik kepada para mahasantri yang berprestasi dan berdidaksi.
Dengan pemberian motivasi ini, maka ke depan harapannya para mahasantri yang sudah ada di IKHAC bisa memberikan manfaat di kampus, di pondok pesantren dan di masyarakatnya kelak ketika kembali setelah lulus sebagaimana harapan ketua Umum PP Pergunu Dr. KH. Asep Saefuddin Calim, M.A.
Lebih lanjut, maka seleksi penerima beasiswa untuk mahasantri tahun 2018 ini diharapkan lebih selektif, kompetitif juga tidak meninggalkan harapan masyarakat dan ummat islam khusunya nahdliyin agar PP Pergunu memberikan kesempatan putra-putri mereka untuk bisa mendapat fasilitas bebasiswa tersebut. Semoga harapan masyarakat dan Nahdliyin Bali ini bisa dimaklumi dan direspon baik oleh pengurus dan penanggungjawab program khususnya calon mahasantri asal Bali.
“Saya berpesan agar para mahasantri Bali tidak boleh meninggalkan kesan buruk, sebaliknya harus menjadi contoh terbaik selama di kampus, pondok pesantren dan ketika di masyarakatnya,” Pungkas Lewa Karma dalam sambutannya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar